Minggu, 07 Desember 2008

Puisi 2

HIDUP
Mengais sampah di rumah saudagar kaya
Mengais sampah sama dengan sesuap nasi
Tetesan keringat ditubuhku
Demi untuk tetap hidup

Mobil-mobil mewah berlalu lalang
Melewati tanpa permisi
Memandang dengan sebelah mata
Hanya usiran yang dilontarkan

Aku tidak mau terlahir seperti ini
Apa dayaku untuk mencegah
Aku seorang bocah yang ingin bermain
Aku ingin meraih cita-citaku

Mungkin hanya keinginan yang sederhana bagimu
Tapi begitu berharga bagiku
Inikah kerasnya hidup?

Karya : Farissa Saisarah Munir

Puisi

BUNDA
Senyuman indah tersungging di bibirmu
Detik waktu begitu berharga
Untuk melihat bayi mungil tanpa dosa
Yang ada didekapanmu

Bibit kecil yang sudah tumbuh
Menghasilkan buah yang manis
Air mata suci kebahagiaan mengalir dipipimu
Kupu-kupu kecil berterbangan bebas
Mendapatkan apa yang diinginkan

Ketika umurmu sudah di ujung batang
Kau tetap menyemangatiku

Hingga sampai sudah waktunya
Tubuhmu telah terbujur kaku
Hanya berbalutkan kain putih
Aku menangis disampingmu
Mengharapkan kasih sayangmu

Aku memohon
Aku meminta
Bangunlah, peluk aku
Bunda…

Karya : Farissa Saisarah Munir

Puisi (Taufiq Ismail)

Tuhan
Tuhan kami
Telah nista kami dalam dosa bersama
Bertahun membangun kultus ini
Dalam pikiran yang ganda
Dan menutupi hati nurani
Ampunilah kami
Ampunilah
Amin
Tuhan kami
Telah terlalu mudah kami
Menggunakan asmaMu
Bertahun di negeri ini
Semoga
Kau rela menerima kembali
Kami dalam barisanMu
Ampunilah kami
Ampunilah
Amin
Parafrase :
DOA
Tuhan yang maha pengampun, sungguh sudah terlalu banyak perbuatan nista dan aniaya yang telah kami perbuat. Baik sendiri maupun bersama-sama. Sudah terlalu lama kami menganggap baik perbuatan tercela ini sampai-sampai hati nurani kami sudah tak mampu lagi membedakan antara yang baik dan yang buruk.
Aduhai tuhan, ampunilah perbuatan nista kami ini, ampunilah kesalahan-kesalahan yang telah kami perbuat, ampunilah kejahilan kami ini dan perkenangkanlah doa kami ya Tuhan, Amin.
Duhai Tuhan kami yan gmaha penyayang, betapa mudahnya kami menggunakan asma-asmaMu demi menutupi kenistaan kami. Begitu juga dengan negeri ini, larut dalam kenistaan. Tuhan kami terimalah kami kembali sebagai hamba-hambaMu. Ampuni kami atas kesalahan kami, ampuni atas pengkhianatan kami. Kabulkan ya Tuhan. Amin.
Amanat Penulis : Kita sebagai hamba-hambaNya sudah selayaknya kita
semua tidak melakukan perbuatan-perbuatan nista.
Demi menutupi kenistaan itu janganlah menggunakan
asmaNya tetapi memohon ampunlah kepadaNya.

Jumat, 05 Desember 2008

Surat Resmi

PT.FLORAL
Jl.Pertukangan 3 no PU 25
Radio Luar, Jakarta selatan
Tlp : (021)7354884 / 7354885 Fax : 7354884


Nomor : 002/PTF/CV-T/IX/2008 Jakarta, 8 September 2008
Perihal : Undangan

Kepada Yth. Bapak/Ibu
Pemilik Toko Bunga
Di Jakarta

Dengan hormat,

Sehubungan dengan pembukaan PT.FLORAL, kami akan melaksanakan acara yang diselenggarakan oleh PT.FLORAL. Serangkaian acara tersebut terdiri dari pengesahan PT.FLORAL dan pameran bermacam-macam jenis bunga. Kami mengharapkan dengan adanya acara ini kita dapat menjalin hubungan kerja sama yang baik.

Untuk itu PT.FLORAL turut mengundang Bapak / Ibu untuk dapat hadir dalam acara ini dan akan dilaksanakan pada :
Hari/tanggal : Kamis, 25 September 2008
Waktu : Pukul 11.00 – Selesai
Lokasi : Jakarta Convention Center
Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi :
Dilla - 081383183273
Via - 081577172437
Namira - 085622987343

Kami mengharapkan kehadiran Bapak / Ibu dalam acara ini. Sekian surat ini kami sampaikan, Atas perhatian Bapak / Ibu kami sampaikan terima kasih.

Hormat kami
PT.FLORAL



Farissa Saisarah Munir
Direktur Utama

Surat pribadi 2

Menjumpai Sahabatku Jakarta, 3 Agustus 2008
Namira
Di Rumah

Salam rindu,
Halo Namira, gimana kabarnya? Mudah-mudahan baik-baik saja ya. Aku di Jakarta baik-baik saja.
Oh iya, sekarang kamu masuk SMP apa? Kalau aku sudah lulus di SMP Labschool Kebayoran. Tapi kadang-kadang aku masih mengingat ketika kita di SD dulu, padahal baru beberapa bulan kita tidak bertemu. Kamu masih ingatkan kejadian-kajadian kita waktu SD?
Kegiatanku di SMP sekarang ini semakin padat, tugasnyapun menjadi lebih banyak dibandingkan kita di SD. Kalau kamu gimana di sekolahmu yang sekarang ini?
Pasti menyenangkan juga. Nanti kalau ada waktu aku akan main ke rumahmu, boleh kan?
Ya udah, cukup sekian dulu ya! Lain kali, kita sambung lagi ya suratnya. Aku tunggu surat darimu ya… Oh ya titipkan salamku untuk orangtuamu ya! Sampai ketemu dilain waktu.

Sahabatmu,



Farissa Saisarah Munir

surat pribadi 1

Untuk yang Tersayang Jakarta, 3 Agustus 2008
Nenek
Di Rumah

Assalammu’alaikum…
Nek, gimana keadaan nenek sekarang? Mudah-mudahan sehat-sehat saja ya. Kalau keadaanku sekarang sehat-sehat saja. Ayah dan ibu juga dalam keadaan sehat. Aku sangat rindu dengan nenek, sudah setahun kita tidak bertemu.
Oh ya nek, aku baru memasuki semester pertama di sekolah baruku. Aku merasa senang bersekolah di sekolah baruku. Kata ayah kalau nilaiku bagus-bagus, aku akan berlibur ke tempat nenek. Nenek do’akan ya agar nilaiku bagus-bagus.
Kalau nanti aku kesana, aku ingin diajarkan menanam buah-buahan dan mamelihara ternak. Nenek maukan mengajariku? Kalau aku disana, aku akan membantu nenek. Karena itu nenek harus sehat ya waktu aku datang jadi nenek harus jaga kondisi kesehatan nenek.
Nek, cukup sekian dulu ya berita dariku. Nanti aku akan beritahu kalau aku mau kesana. Kalau nenek ada waktu, balas ya suratku ini!


Cucumu tercinta



Farissa Saisarah Munir

Kamis, 04 Desember 2008

Pantun

PANTUN

Pantun adalah karya sastra yang terikat oleh bait dan baris. Pantun merupakan hasil karya bangsa Indonesia. Pantun tergolong puisi lama. Berdasarkan kegunaannya pantun dibedakan atas beberapa jenis, diantaranya pantun anak-anak, muda-mudi, jenaka, teka-teki, dan nasihat. Isi pantun bisa tentang apa saja yang biasanya berupa perumpamaan pandangan hidup, nasehat, sindiran, lelucon, dan rasa cinta kasih.

Ciri-ciri pantun adalah :
1) Bersajak a-b-a-b
2) Setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata
3) Setiap bait terdiri dari 4 baris
4) Baris 1-2 merupakan sampiran dan baris 3-4 merupakan

Contoh-contoh pantun :

1) Pergi ke pasar membeli kain
Mencari toko berputar-putar
Kalau kamu anak yang rajin
Pasti mendapatkan labstar

2) Orang jauh datang bertamu
Terdengar pintu diketuk-ketuk
Kalau anda orang bertamu
Kenapa di bajaj tidak ada nyamuk

3) Orang menangis karena susah
Orang tertawa karena senang
Kalau anda penggemar buah
Buah apa yang tidak pernah matang

4) Ayah datang dari Mekkah
Membawa oleh-oleh buah kurma
Kalau sedang beribadah
Jangan lupa mendoakan sesama

5) Pergi berlibur ke rumah nenek
Setiap hari pergi ke sawah
Janganlah kita berhati jelek
Di dunia susah, di akhirat susah

Pengalamanku

Becak Mini

Kurang lebih tujuh setengah tahun yang lalu ketika aku masih berusia lima tahun aku tinggal di Bekasi tepatnya di komplek Villa Taman Kartini. Di tempat tinggalku yang dulu aku sangat sering berkumpul dan bermain bersama anak-anak seusiaku yang tinggal berdekatan dengan rumahku.
Kebiasaanku adalah setiap sore hari aku selalu bermain dengan temanku. Itu adalah kegiatanku yang harus aku lakukan. Aku juga tinggal satu komplek dengan saudaraku yang usianya lebih muda dariku. Ketika aku bermain dengan temanku, aku juga mengajak saudaraku ini. Biasanya aku bermain di taman komplek atau bermain sepeda bersama.
Setelah cukup lama bermain aku akan merasa kelelahan dan kehausan. Kami semua membeli minuman bersama-sama untuk menghilangkan rasa haus kami ini. Tak disangka waktu terasa begitu cepat karena terlalu senang bermain, akupun harus pulang ke rumah.
Besok kami kembali berkumpul dan bermain kembali. Karena sudah bosan bermain sepeda, kami akhirnya bermain barbie. Ketika aku masih kecil aku sangat menyukai barbie aku memiliki perabotan barbie yang lumayan banyak teman-temanku sering datang ke rumahku untuk bermain barbie.
Saudaraku mengenalkanku pada permainan baru bagiku yaitu becak mini. Becak mini adalah becak sungguhan hanya saja berukuran mini. Aku sangat menyukai becak mini karena aku begitu penasaran mengendarai becak dan aku sudah bisa mencobanya. Aku adalah yang pertama kali mencoba membawanya dan saudaraku serta temanku sebagai penumpang duduk di depannya. Ternyata membawa becak itu susah karena beban yang ditanggung berat dan sialnya ketika aku membawa becak mini di sampingku ada seekor anjing berwarna hitam berukuran besar, aku sangat takut anjing yang berwarna hitam. Temanku tidak ada yang mau menukar posisiku jadi aku semakin takut. Untung saja anjing itu tidak mengikutiku, sampai aku dapat melewatiya.
Dari bermain ini aku dapat mengetahui bahwa menjadi tukang becak itu susah. Jerih payahnya itu tidak dihargai dan penghasilan yang diperolehnyapun tidak seberapa dibandingkan jerih payahnya. Jadi dari pengalamanku bermain becak mini aku bisa lebih menghargai usaha kerja keras seseorang. Pengalaman ini tidak bisa aku dapatkan dari tempat tinggalku yang sekarang. Aku tidak dapat melupakan pengalamanku ini.

Pengalaman Mengesankan

Cerpen
Raja, Pengemis, dan Hakim
Di sebuah daerah di negeri Kurdi, ada seorang hakim yang adil dan pintar. Kabar tentang keadilan hakim itu telah tersebar ke mana-mana. Akhirnya, kabar itu sampai ke telinga sang raja di ibu kota Kurdi. Sang raja merasa gembira karena memiliki hakim yang adil dan bijaksana, serta dipercaya oleh manusia.
Meskipun demikian, sang raja berkata dalam hati, “Aku tidak cukup hanya mendengar tentang keadilan hakim itu, seperti yang dikatakan orang-orang…aku harus membuktikannya sendiri!”
Akhirnya, raja itu meninggalkan pakaian kebesarannya dan berpakaian sederhana, layaknya rakyat biasa. Dia menyamar sebagai lelaki berjanggut putih. Padahal, sesungguhnya dia tidak memiliki janggut. Penyamarannya begitu sempurna. Janggut palsunya sulit dibedakan dari janggut asli. Dengan begitu, tidak ada orang yang tahu kalau sebenarnya dia adalah sang raja.
Lalu, dia menunggang kudanya menuju daerah di mana hakim itu berada. Dia pergi secara diam-diam tanpa diiringi seuorang pengawal pun.
Di tengah perjalanan, dia melihat pengemis yang berjalan kelelahan. Pengemis itu mengulurkan tangan kepada orang-orang, hendak meminta bantuan. Sang raja yang menyamar itu merasa kasihan pada pengemis itu.
Dia mendekati pengemis itu dan bertanya, “Pak mau kemana sebetulnya tujuanmu?”
Aku mau ke kota di utara sana,”jawab pengemis itu.
Kalau begitu, bagaimana jika bapak ikut bersamaku, aku juga mau kesana,” sang raja menawarkan jasa.
Mula-mula pengemis itu tidak mau. Akan tetapi, akhirnya dia mau juga setelah dijelaskan bahwa jarak kota yang ditunjunya masih jauh. Raja meminta pengemis itu untuk ikut naik ke kudanya. Akhirnya, pengemis itu ikut naik kuda sang raja dan dia tidak tahu sama sekali kalau lelaki berjanggut yang menolongnya, adalah rajanya yang terkenal baik hati.
Setelah berjalan setengah hari, menjelang matahari terbenam, kuda itu sampai di kota yang dituju dengan membawa lelaki berjanggut di depan, dan pengemis di belakangnya.
Lelaki berjanggut berkata, “Kita sudah sampai di kota…kau sekarang bisa turun… Tetapi hati-hati jangan sampai terjatuh!”
Namun, pengemis malah menjawab dengan suara tinggi,”Enak saja kau ini! Kuda ini milikku! Bagaimana kau berani mengusirku? Kau yang seharusnya turun dari kudaku!”
Pengemis itu lalu berteriak keras dan memanggil orang-orang. Dia meminta pertolongan karena karena kudanya akan dirampas lelaki berjanggut. Tidak lama kemudian, orang-orang berkumpul mengelilingi mereka.
“Ini kudaku!” kata pengemis.
“Kau dusta, ini kudaku!” kata lelaki berjanggut
“Kau yang dusta, kau mau merampas kudaku!” tukas si pengemis.
Lalu, keduanya adu mulut dengan suara keras. Orang-orang yang ada di sekelilingnya tidak bias member keputusan karena kedua orang itu sama-sama orang asing yang tidak mereka kenal. Mereka tidak tahu, lelaki mana yang benar perkataannya.
Tiba-tiba, seorang lelaki berkata,”Ayo kita pergi ke tempat hakim, dia akan memberikan keputusan kepada kalian berdua secara adil!”
Orang-orang menghadapkan mereka kepada hakim. Saat itu, hakim sedang duduk di kursinya untuk menyelesaikan banyak masalah.
Kemudian, lelaki berjanggut itu, sang pengemis berteriak, “Dia bohong, Tuan Hakim. Kuda itu milikku. Dialah yang memboncengku! Aku menolongnya untuk menunjukkan jalan ke kota. Setelah sampai di kota, dia malah ingin mengusirku dari kudaku!”
Dengan tenang, hakim berkata,”Kuda itu tinggalkanlah di sini. Letakkan di kandang yang ada di belakang pengadilan. Kalian berdua pergilah sekarang. Datanglah besok pagi, aku akan memberikan keputusan!”
Orang-orang dan dua lelaki itu pergi meninggalkan pengadilan. Sementara itu, kudanya ditinggal, dan diletakkan di kandang, oleh petugas.
***

Pagi harinya, lelaki berjanggut dan pengemis itu kembali datang ke pengadilan.
Sang hakim bangkit dari kursinya dan berkata pada mereka berdua,”Ayo, kalian berdua ikut aku!”
Tuan hakim berjalan menuju kandang kuda, diikuti oleh lelaki berjanggut dan pengemis. Akhirnya, mereka bertiga sampai di kandang.
Kuda itu berdiri tegak dalam kandang. Sesekali ia berjalan dan menggerakkan ekornya. Mereka bertiga diam di situ beberapa saat.
Lalu, tuan hakim mengajak mereka kembali ke pengadilan. Begitu sampai di pengadilan, hakim itu memutuskan bahwa kuda itu milik lelaki berjanggut. Lalu, tuan hakim menyuruh petugas untuk menghukum lelaki pengemis, dengan hukuman cambuk.
Pada waktu malam, lelaki berjanggut itu berkunjung ke rumah hakim dan berkata, “Bagaimana kau bisa mengetahui hal yang sebenarnya?”
Hakim itu menjawab, “Gampang sekali, ketika kalian berdua masuk kandang bersamaku pagi tadi, aku perhatikan kuda itu bergerak mendekatimu dan mencium-cium baumu. Akan teapi, dia tidak mendekati lelaki itu, seolah-olah tidak mengenalnya. Saat itulah aku tahu bahwa kuda itu milikmu, sebab dia telah akrab dengan bau badan dan sosokmu.”
Lelaki berjanggut itu tersenyum dan berkata, “Apakah kau tahu siapa aku sebenarnya?”
“Tidak,” jawab hakim.
Lelaki berjanggut itu lalu melepaskan janggut buatannya dan membuka pakaian atasnya. Lalu, dia mengambil sesuatu dari dalam tas kumalnya, yang ternyata adalah mahkota.
Sungguh terkejutlah hakim itu, “Baginda Raja!”
“Ya, aku rajamu yang ingin membuktikan sendiri cerita orang-orang tentang keadilan dan kebaikanmu. Sekarang, aku sudah membuktikannya. Kau boleh meminta hadiah apapun dariku. Pilihlah yang paling kau sukai!” kata sang raja.
“Maafkan hamba baginda, hamba tidak meminta apa-apa. Hamba hanya menjalankan kewajiban sebaik mungkin. Hamba hanya mengikuti keteladanan yang telah diberikan Baginda Nabi Muhammad saw dan Khalifah Umar bin Khatab. Lebih dari itu, hamba ingin mencari ridha Allah semata,” jawab hakim tenang.
Raja lalu merangkul hakimnya itu dengan penuh rasa bangga dan cinta.
***
(Kumpulan Cerpen Ketika Cinta Berbuah Surga)

Pesan pengarang : Janganlah kita berdusta untuk mengambil sesuatu yang bukan hak kita. Karena kebenaran akan terungkap dengan sendirinya.
Pesan tersirat : Untuk mengambil sebuah keputusan harus diputuskan dengan seadil-adilnya.
Kata-kata yang tidak dimengerti
1. Dusta : Berbohong

Langkah-langkah membaca cerpen
1. Membaca sekilas
2. Menandai kata-kata yang tidak dimengerti
3. Terjemahkan
4. Memahami pesan tersirat dan tersurat
5. Mencoba memahami
6. Pesan pengarang
7. Dihayati
8. Latihan

Cara membaca
1. Intonasi tepat dan jelas
2. Mimik
3. Menarik
4. Menghayati dan paham
5. Ekspresif
6. Beruntun (sesuai alur)
7. Lafal yang jelas



Nama : Farissa Saisarah Munir (7e)

Sinobsis Laskar Pelangi

Sinopsis Laskar Pelangi
Telah begitu banyak hal yang menakjubkan terjadi di sekolah tua yang hampir rubuh itu. Sepuluh murid yang begitu berharga untuk menyambung kelangsungan SD Muhammadiyah. Bocah-bocah kecil anggota laskar pelangi yang menakjubkan yang memiliki semangat juang yang tinggi untuk mencapai cita-cita yang mereka impikan.

Berlatarkan di salah satu perkampungan di Belitong, sepuluh bocah cilik yang memiliki keterbatasan ekonomi berjuang untuk memenuhi pendidikan akademisnya di SD Muhammadiyah, satu-satunya SD yang mau menerima murid-murid yang kurang mampu untuk tetap mendapatkan pendidikan tanpa mengedepankan materi walau harus diremehkan hanya karena keadaan sekolah yang kurang layak dan tanpa prestasi yang membanggakan.

Mahar, bocah anggota laskar pelangi yang begitu berbakat dibidang seni telah menaikkan martabat SD Muhammadiyah dengan ide-ide cemerlangnya dalam karnaval 17 Agustus. Begitupula dengan Lintang yang memiliki semangat belajar paling tinggi dan memotivasikan teman-temannya terutama Ikal teman sebangkunya. Lintang yang mengayuh sepeda tuanya sejauh 80 kilometer setiap harinya tidak pernah seharipun tidak masuk sekolah walaupun melalui rintangan yang berat. Buah hasil kerja kerasnya itu Lintang juga telah menaikkan martabat sekolahnya di lomba cerdas cermat melawan sekolah lainnya yang terpandang. Tiap detik untuk belajar begitu berharga baginya.

Guru-guru yang begitu berjasa dengan setulus hati mendidik bocah-bocah kecil itu untuk meraih cita-cita mereka. Mereka ingin mengubah pemikiran bahwa anak-anak yang memiliki keterbatasan ekonomi juga memiliki hak untuk belajar dan memiliki cita-cita. Dengan ketulusan hati cita-cita ini akan tercapai.

Kejadian-kejadian berharga yang dialami anggota laskar pelangi, Ikal, Lintang, Mahar, Kucai, Syahdan, Trapani, A Kiong, Samson, Harun, dan Sahara mereka senang dan sedih selalu dilalui bersama. Perjuangan mereka menaikkan martabat sekolah mereka, petualangan Mahar ke Pulau Lanun serta kisah cinta pertama Ikal mereka lalui bersama. Kesedihan mereka ketika kehilangan seorang sosok genius mereka yan harus mengubur cita-citanya demi memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya.

Mereka yang telah berhasil melalui rintangan menghadapi kerasnya hidup telah mengubah pandangan kita bahwa rakyat kecil juga boleh memiliki cita-cita. Asalkan ada kemauan yang keras maka akan selalu ada keajaiban.


Tokoh dan watak
Pak Harfan
Watak : Ramah, sabar, dan pantang menyerah
Alasan : -Sikap ramahnya terlihat pada kutipan yang bertema Sepuluh Murid Baru,
dalam keadaan cemas menunggu murid yang kesepuluh ia masih bisa tersenyum kepada orang tua murid yang sabar menunggu.

-Sifatnya yang pantang menyerah tercermin darinya, ia tetap berusaha
mempertahankan sekolah Muhammadiyah walau sekolah itu sudah tidak
layak dan dengan tuntutan ekonomi yang berat.

Ibu Mus
Watak : Bersemangat tinggi dan rela berkorban
Alasan : -Usaha-usahanya untuk menaikkan martabat SD Muhammadiyah dalam karnaval 17 agustus. Tercapainya hal ini terjadi dengan memberi
semangatnya kepada murid-muridnya.

-Ia rela mengajar di SD Muhammadiyah tanpa upah yang dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya untuk membantu meraih cita-cita muridnya.

Ikal
Watak : Bersemangat tinggi dan setia kawan
Alasan : -Dengan semangat dan keyakinannya, ia sudah berhasil kuliah ke luar negri. Keyakinannya untuk memperoleh beasiswa itu terlihat pada bab yang berjudulkan Agnostik. Hasil dari semangatnya itu berbuah manis baginya.

-Teman-teman kecilnya yang melalui perjuangan yang sama dengannya tidak pernah ia lupakan walau sekarang dia sudah berhasil. Ia juga tidak pernah memandang rendah temannya yang bernasib kurang beruntung.

Lintang
Watak : Semangat, pemberani, dan rela berkorban
Alasan : -Dengan rintangan seberat apapun dia tetap pergi ke sekolah dengan semangat yang berkobar. Dia tak pernah melewati seharipun untuk menuntut ilmu.

-Wataknya yang tercermin di bab Bodenga yang menunjukan keberanian melewati rintangan yang berat sekalipun tidak menyurutkan semangatnya asekolah.

-Sifatnya yang rela mengorbankan pendidikannya demi membiayai tuntutan ekonomi keluarganya dan menjadi tulang punggung keluarga setelah ayahnya meninggal.

Mahar
Watak : Pemberani dan yakin akan pendiriannya
Alasan : -Mahar yang pemberani terlihat dengan keberaniannya untuk pergi ke Pulau Lanun dimana dukun sakti Tuk Bayan Tula tinggal. Cerminan keberaniannya ini menantang dan ingin tahu apapun yang berbau gaib.

-Keyakinan yang tidak akan tergoyahkan oleh apapun. Itu dapat kita ketahui ketika dia telah memutuskan pergi ke Pulau Lanun walau tanpa persetujuan seluruh temannya.

Kucai
Watak : Berjiwa pemimpin, optimis, dan percaya diri
Alasan : -Jiwa kepemimpinan Kucai sudah dapat kita ketahui dengan keberanian untuk menjadi ketua kelas di kelasnya sejak pertama ia memasuki sekolah. Kucai yang sanggup menanggung beban sebagai pemimpin sejak usia dini.

-Kucai yang mengalami rabun jauh sejak kecil akibat kekurangan gizi parah ketika ia kecil tidak pernah menghalanginya untuk menggapai cita-citanya. Dengan kekurangannya itu dia tetap merasa optimis dan percaya diri.

Syahdan
Watak : Rajin
Alasan : -Dengan tuntutan ekonomi keluarganya yang berat tetap dia lalui dan tidak ada rasa ragu didirinya untuk membantu mengurangi beban orang tuanya. Diusia yang begitu muda dia sudah memiliki kerja sampingan sebagai tukang dempul perahu untuk membantu orang tuanya.

Trapani
Watak : Manja
Alasan : -Sifat Trapani yang manja terlihat sejak pertama kali ia masuk sekolah. Dia tak henti-hentinya memandangi ibunya dan dia tidak bisa ditinggal oleh ibunya sedetikpun. Ketika dia sudah kelas tigapun dia masih diantar jemput oleh ibunya. Sifat ini berlangsung hingga dia dewasa dan membuatnya gila atau disebut penyakit mother complex.



A Kiong
Watak : Baik hati
Alasan : -Hal ini tercerminkan ketika dia membantu Ikal bertemu dengan sepupunya, A ling yang disukai oleh Ikal. A Kiong juga tidak pernah memilih-milih teman, musuhnyapun hanya Sahara.

Samson(Borek)
Watak : Sok tahu
Alasan : -Borek ingin dipanggil dengan nama lainnya yaitu Samson karena menurutnya tubuhnya yang berotot mirip dengan Samson. Dia juga berharap menjadi pujaan kaum hawa. Dengan rasa sok tahunya itu dia merasa Ikal juga ingin memiliki tubuh seperti dia dan dia memaksa Ikal untuk memiliki tubuh seperti dia dengan cara kasar.

Harun
Watak : Kekanak-kanakan
Alasan : -Dengan kelainan mentalnya itu dia yang sudah berusia jauh lebih tua dari temannya masih bersifat layaknya seorang anak kecil. Dengan ceritanya setiap hari mengenai kucingnya yang beranak dan pertanyaan kapankah libur yang selalu ia tanyakan.

Sahara
Watak : Sabar dan patuh
Alasan : -Sahara yang dekat dengan Harun tidak pernah menertawakan Harun dengan ceritanya tentang kucingmya setiap hari. Ia begitu sabar menanggapi cerita harun.

-Ketika teman-temannya memutuskan pergi ke Pulau Lanun dia tidak mau mengikuti teman-temannya, karena Pak Harfan dan Bu Mus tidak pernah mengizinkan mereka untuk mempercayai hal-hal yang seperti itu. Sahara selalui mematuhi perkataan gurunya.

Flo
Watak : Keras kepala
Alasan : -Flo berwatak keras terlihat ketika keinginannya untuk sekolah di SD Muhammadiyah dan keinginannya ini tidak bias diganggu gugat dengan cara apapun ayahnya merayu. Ayah Flo menyuruh orang suruannya untuk merayu Flo untuk pindah ke sekolah lamanya tapi Flo tidak sedikitpun tergugah.

A Ling
Watak : Patuh
Alasan : -A Ling yang bekerja membantu ayahnya di Toko Sinar Harapan milik ayahnya rela bekerja mengambil barang-barang. Ini terlihat ketika dia mengambilkan kapur untu Ikal setiap harinya.

Tokoh Favorit
Tokoh Favorit : Lintang
Alasan : Karena Lintang merupakan anak yang berasal dari keluarga kurang mampu tetapi memiliki semangat yang luar biasa. Semangatnya ini juga memotivasikan teman-temannya. Anak pesisir ini begitu gigih untuk menuntut ilmu walau harus melalui rintangan yang berat setiap harinya untuk tiba di sekolah. Rintangan yang harus dilaluinya tidaklah mudah untuk dilalui oleh anak seusianya. Mengayuh sepeda tua yang berat sejauh 80 km demi mencapai sekolah dan harus melewati buaya ganas yang selalu menghadangnya. Lingkungan belajar yang tidak mendukungpun tidak menjadi halangan baginya. Belajar disela-sela waktu mengurus adiknya dan tanpa pencahayaan yang cukup.



Pesan dan Makna
Hal yang kecil dapat menghasilkan sesuatu yang besar. Anggota Laskar Pelangi yang berusaha menggapai cita-cita dari sekolah yang sudah tidak layak dapat berhasil menggapai cita-cita mereka. Dengan usaha yang keras keajaiban akan datang dengan sendirinya.

Orang yang berkedudukan tinggi janganlah sombong karena orang yang berada di atas tidak akan selalu di atas. Ayah Flo yang merupakan orang yang ternama di PN akan merasakan di bawah ketika PN bangkrut.

Janganlah memandang seseorang dari fisiknya. Lihatlah Harun yang mengalami cacat mental tapi memiliki hati yang begitu suci. Cacat mentalnya membuat dirinya tidak pernah merasa sombong tetapi begitu polos layaknya seorang anak kecil. Ketulusan hatinya terlihat dia mau berteman dengan siapapun.
Jika Aku Menjadi Lintang…

Hal-hal yang berat yang tidak sanggup dilalui oleh anak seusiaku mungkin harus aku lalui. Aku terlihat layaknya anak yang akan bersekolah tapi rintangan demi rintangan yang harus kulalui berbeda dengan teman-teman seusiaku. Demi dapat menuntut ilmu aku aku harus mengayuh kereta anginku sejauh 80 km setiap harinya. Begitu berat rasanya bagiku untuk melewati rintangan yang ini.

Mungkin jika aku menjadi Lintang, dipikiranku terlintas ide untuk berhenti bersekolah dan menjaga adikku di rumah atau aku ikut melaut dengan ayahku walaupun itu tidak menghasilkan upah yang cukup untuk keluargaku tapi setidaknya aku telah membantu ayahku dalam memenuhi kebutuhan keluarga.

Aku di kelas menjadi murid yang paling dibanggakan dan aku terkenal dengan kepintaranku. Hanya ada dua alasan bagiku untuk masih bersekolah, yaitu kebanggaan yang kurasakan di sekolah dan usahaku untuk meraih cita-cita yang selama ini kuimpikan. Jika seandainya ayahku tak datang pada hari pertama aku sekolah mungkin semangatku yang berkobar akan surut.

Jika aku ke sekolah hanya untuk menyanyikan lagu Padamu Negeri, menurutku lebih baik aku tidak usah sekolah saja pada hari itu karena itu hanya akan membuatku kehabisan energi. Aku akan begitu sedih dan kehilangan semangat ketika aku mengikuti cerdas cermat ayahku tidak dapat hadir tapi Lintang tidak ada rasa kesal sedikitpun dan dia tetap sabar. Sedangkan teman-temannya didampingi oleh ayahnya.

Ketika semangatku yang tinggi telah memotivasi teman-temanku dan aku semakin ingin meraih impianku selama ini tetapi aku harus berhenti sekolah karena ayahku telah meninggal dan aku harus mengubur impianku. Ingin rasanya aku tetap bersekolah tapi sayang aku harus menjadi tulang punggung keluarga diusia dini. Di lubuk hatiku aku akan merasa begitu menyesal selama ini aku bersekolah tetapi harus berujung seperti ini. Aku mungkin tidak bisa tabah seperti Lintang dan tidak menyesal telah bersekolah selama ini.

Lintang tokoh yang begitu kubanggakan, tidak dapat kubayangkan jika aku menjadinya. Akan begitu banyak kesalahan-kesalahan yang akan kulakukan, aku tidak sesabar dan sesemangat Lintang. Aku tidak dapat sabar dengan cobaan yang begitu berat, berbeda dengan Lintang yang begitu sabar menghadapi cobaan apapun yang ia peroleh.

Ini bisa saja terjadi jika aku menjadi Lintang. Sifatku berbeda dengannya. Kekuranganku lebih banyak darinya. Tapi aku akan berusaha mencontoh sifat tokoh yang kubanggakan ini.