Kamis, 04 Desember 2008

Pengalaman Mengesankan

Cerpen
Raja, Pengemis, dan Hakim
Di sebuah daerah di negeri Kurdi, ada seorang hakim yang adil dan pintar. Kabar tentang keadilan hakim itu telah tersebar ke mana-mana. Akhirnya, kabar itu sampai ke telinga sang raja di ibu kota Kurdi. Sang raja merasa gembira karena memiliki hakim yang adil dan bijaksana, serta dipercaya oleh manusia.
Meskipun demikian, sang raja berkata dalam hati, “Aku tidak cukup hanya mendengar tentang keadilan hakim itu, seperti yang dikatakan orang-orang…aku harus membuktikannya sendiri!”
Akhirnya, raja itu meninggalkan pakaian kebesarannya dan berpakaian sederhana, layaknya rakyat biasa. Dia menyamar sebagai lelaki berjanggut putih. Padahal, sesungguhnya dia tidak memiliki janggut. Penyamarannya begitu sempurna. Janggut palsunya sulit dibedakan dari janggut asli. Dengan begitu, tidak ada orang yang tahu kalau sebenarnya dia adalah sang raja.
Lalu, dia menunggang kudanya menuju daerah di mana hakim itu berada. Dia pergi secara diam-diam tanpa diiringi seuorang pengawal pun.
Di tengah perjalanan, dia melihat pengemis yang berjalan kelelahan. Pengemis itu mengulurkan tangan kepada orang-orang, hendak meminta bantuan. Sang raja yang menyamar itu merasa kasihan pada pengemis itu.
Dia mendekati pengemis itu dan bertanya, “Pak mau kemana sebetulnya tujuanmu?”
Aku mau ke kota di utara sana,”jawab pengemis itu.
Kalau begitu, bagaimana jika bapak ikut bersamaku, aku juga mau kesana,” sang raja menawarkan jasa.
Mula-mula pengemis itu tidak mau. Akan tetapi, akhirnya dia mau juga setelah dijelaskan bahwa jarak kota yang ditunjunya masih jauh. Raja meminta pengemis itu untuk ikut naik ke kudanya. Akhirnya, pengemis itu ikut naik kuda sang raja dan dia tidak tahu sama sekali kalau lelaki berjanggut yang menolongnya, adalah rajanya yang terkenal baik hati.
Setelah berjalan setengah hari, menjelang matahari terbenam, kuda itu sampai di kota yang dituju dengan membawa lelaki berjanggut di depan, dan pengemis di belakangnya.
Lelaki berjanggut berkata, “Kita sudah sampai di kota…kau sekarang bisa turun… Tetapi hati-hati jangan sampai terjatuh!”
Namun, pengemis malah menjawab dengan suara tinggi,”Enak saja kau ini! Kuda ini milikku! Bagaimana kau berani mengusirku? Kau yang seharusnya turun dari kudaku!”
Pengemis itu lalu berteriak keras dan memanggil orang-orang. Dia meminta pertolongan karena karena kudanya akan dirampas lelaki berjanggut. Tidak lama kemudian, orang-orang berkumpul mengelilingi mereka.
“Ini kudaku!” kata pengemis.
“Kau dusta, ini kudaku!” kata lelaki berjanggut
“Kau yang dusta, kau mau merampas kudaku!” tukas si pengemis.
Lalu, keduanya adu mulut dengan suara keras. Orang-orang yang ada di sekelilingnya tidak bias member keputusan karena kedua orang itu sama-sama orang asing yang tidak mereka kenal. Mereka tidak tahu, lelaki mana yang benar perkataannya.
Tiba-tiba, seorang lelaki berkata,”Ayo kita pergi ke tempat hakim, dia akan memberikan keputusan kepada kalian berdua secara adil!”
Orang-orang menghadapkan mereka kepada hakim. Saat itu, hakim sedang duduk di kursinya untuk menyelesaikan banyak masalah.
Kemudian, lelaki berjanggut itu, sang pengemis berteriak, “Dia bohong, Tuan Hakim. Kuda itu milikku. Dialah yang memboncengku! Aku menolongnya untuk menunjukkan jalan ke kota. Setelah sampai di kota, dia malah ingin mengusirku dari kudaku!”
Dengan tenang, hakim berkata,”Kuda itu tinggalkanlah di sini. Letakkan di kandang yang ada di belakang pengadilan. Kalian berdua pergilah sekarang. Datanglah besok pagi, aku akan memberikan keputusan!”
Orang-orang dan dua lelaki itu pergi meninggalkan pengadilan. Sementara itu, kudanya ditinggal, dan diletakkan di kandang, oleh petugas.
***

Pagi harinya, lelaki berjanggut dan pengemis itu kembali datang ke pengadilan.
Sang hakim bangkit dari kursinya dan berkata pada mereka berdua,”Ayo, kalian berdua ikut aku!”
Tuan hakim berjalan menuju kandang kuda, diikuti oleh lelaki berjanggut dan pengemis. Akhirnya, mereka bertiga sampai di kandang.
Kuda itu berdiri tegak dalam kandang. Sesekali ia berjalan dan menggerakkan ekornya. Mereka bertiga diam di situ beberapa saat.
Lalu, tuan hakim mengajak mereka kembali ke pengadilan. Begitu sampai di pengadilan, hakim itu memutuskan bahwa kuda itu milik lelaki berjanggut. Lalu, tuan hakim menyuruh petugas untuk menghukum lelaki pengemis, dengan hukuman cambuk.
Pada waktu malam, lelaki berjanggut itu berkunjung ke rumah hakim dan berkata, “Bagaimana kau bisa mengetahui hal yang sebenarnya?”
Hakim itu menjawab, “Gampang sekali, ketika kalian berdua masuk kandang bersamaku pagi tadi, aku perhatikan kuda itu bergerak mendekatimu dan mencium-cium baumu. Akan teapi, dia tidak mendekati lelaki itu, seolah-olah tidak mengenalnya. Saat itulah aku tahu bahwa kuda itu milikmu, sebab dia telah akrab dengan bau badan dan sosokmu.”
Lelaki berjanggut itu tersenyum dan berkata, “Apakah kau tahu siapa aku sebenarnya?”
“Tidak,” jawab hakim.
Lelaki berjanggut itu lalu melepaskan janggut buatannya dan membuka pakaian atasnya. Lalu, dia mengambil sesuatu dari dalam tas kumalnya, yang ternyata adalah mahkota.
Sungguh terkejutlah hakim itu, “Baginda Raja!”
“Ya, aku rajamu yang ingin membuktikan sendiri cerita orang-orang tentang keadilan dan kebaikanmu. Sekarang, aku sudah membuktikannya. Kau boleh meminta hadiah apapun dariku. Pilihlah yang paling kau sukai!” kata sang raja.
“Maafkan hamba baginda, hamba tidak meminta apa-apa. Hamba hanya menjalankan kewajiban sebaik mungkin. Hamba hanya mengikuti keteladanan yang telah diberikan Baginda Nabi Muhammad saw dan Khalifah Umar bin Khatab. Lebih dari itu, hamba ingin mencari ridha Allah semata,” jawab hakim tenang.
Raja lalu merangkul hakimnya itu dengan penuh rasa bangga dan cinta.
***
(Kumpulan Cerpen Ketika Cinta Berbuah Surga)

Pesan pengarang : Janganlah kita berdusta untuk mengambil sesuatu yang bukan hak kita. Karena kebenaran akan terungkap dengan sendirinya.
Pesan tersirat : Untuk mengambil sebuah keputusan harus diputuskan dengan seadil-adilnya.
Kata-kata yang tidak dimengerti
1. Dusta : Berbohong

Langkah-langkah membaca cerpen
1. Membaca sekilas
2. Menandai kata-kata yang tidak dimengerti
3. Terjemahkan
4. Memahami pesan tersirat dan tersurat
5. Mencoba memahami
6. Pesan pengarang
7. Dihayati
8. Latihan

Cara membaca
1. Intonasi tepat dan jelas
2. Mimik
3. Menarik
4. Menghayati dan paham
5. Ekspresif
6. Beruntun (sesuai alur)
7. Lafal yang jelas



Nama : Farissa Saisarah Munir (7e)

Tidak ada komentar: