Sinopsis Laskar Pelangi
Telah begitu banyak hal yang menakjubkan terjadi di sekolah tua yang hampir rubuh itu. Sepuluh murid yang begitu berharga untuk menyambung kelangsungan SD Muhammadiyah. Bocah-bocah kecil anggota laskar pelangi yang menakjubkan yang memiliki semangat juang yang tinggi untuk mencapai cita-cita yang mereka impikan.
Berlatarkan di salah satu perkampungan di Belitong, sepuluh bocah cilik yang memiliki keterbatasan ekonomi berjuang untuk memenuhi pendidikan akademisnya di SD Muhammadiyah, satu-satunya SD yang mau menerima murid-murid yang kurang mampu untuk tetap mendapatkan pendidikan tanpa mengedepankan materi walau harus diremehkan hanya karena keadaan sekolah yang kurang layak dan tanpa prestasi yang membanggakan.
Mahar, bocah anggota laskar pelangi yang begitu berbakat dibidang seni telah menaikkan martabat SD Muhammadiyah dengan ide-ide cemerlangnya dalam karnaval 17 Agustus. Begitupula dengan Lintang yang memiliki semangat belajar paling tinggi dan memotivasikan teman-temannya terutama Ikal teman sebangkunya. Lintang yang mengayuh sepeda tuanya sejauh 80 kilometer setiap harinya tidak pernah seharipun tidak masuk sekolah walaupun melalui rintangan yang berat. Buah hasil kerja kerasnya itu Lintang juga telah menaikkan martabat sekolahnya di lomba cerdas cermat melawan sekolah lainnya yang terpandang. Tiap detik untuk belajar begitu berharga baginya.
Guru-guru yang begitu berjasa dengan setulus hati mendidik bocah-bocah kecil itu untuk meraih cita-cita mereka. Mereka ingin mengubah pemikiran bahwa anak-anak yang memiliki keterbatasan ekonomi juga memiliki hak untuk belajar dan memiliki cita-cita. Dengan ketulusan hati cita-cita ini akan tercapai.
Kejadian-kejadian berharga yang dialami anggota laskar pelangi, Ikal, Lintang, Mahar, Kucai, Syahdan, Trapani, A Kiong, Samson, Harun, dan Sahara mereka senang dan sedih selalu dilalui bersama. Perjuangan mereka menaikkan martabat sekolah mereka, petualangan Mahar ke Pulau Lanun serta kisah cinta pertama Ikal mereka lalui bersama. Kesedihan mereka ketika kehilangan seorang sosok genius mereka yan harus mengubur cita-citanya demi memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya.
Mereka yang telah berhasil melalui rintangan menghadapi kerasnya hidup telah mengubah pandangan kita bahwa rakyat kecil juga boleh memiliki cita-cita. Asalkan ada kemauan yang keras maka akan selalu ada keajaiban.
Tokoh dan watak
Pak Harfan
Watak : Ramah, sabar, dan pantang menyerah
Alasan : -Sikap ramahnya terlihat pada kutipan yang bertema Sepuluh Murid Baru,
dalam keadaan cemas menunggu murid yang kesepuluh ia masih bisa tersenyum kepada orang tua murid yang sabar menunggu.
-Sifatnya yang pantang menyerah tercermin darinya, ia tetap berusaha
mempertahankan sekolah Muhammadiyah walau sekolah itu sudah tidak
layak dan dengan tuntutan ekonomi yang berat.
Ibu Mus
Watak : Bersemangat tinggi dan rela berkorban
Alasan : -Usaha-usahanya untuk menaikkan martabat SD Muhammadiyah dalam karnaval 17 agustus. Tercapainya hal ini terjadi dengan memberi
semangatnya kepada murid-muridnya.
-Ia rela mengajar di SD Muhammadiyah tanpa upah yang dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya untuk membantu meraih cita-cita muridnya.
Ikal
Watak : Bersemangat tinggi dan setia kawan
Alasan : -Dengan semangat dan keyakinannya, ia sudah berhasil kuliah ke luar negri. Keyakinannya untuk memperoleh beasiswa itu terlihat pada bab yang berjudulkan Agnostik. Hasil dari semangatnya itu berbuah manis baginya.
-Teman-teman kecilnya yang melalui perjuangan yang sama dengannya tidak pernah ia lupakan walau sekarang dia sudah berhasil. Ia juga tidak pernah memandang rendah temannya yang bernasib kurang beruntung.
Lintang
Watak : Semangat, pemberani, dan rela berkorban
Alasan : -Dengan rintangan seberat apapun dia tetap pergi ke sekolah dengan semangat yang berkobar. Dia tak pernah melewati seharipun untuk menuntut ilmu.
-Wataknya yang tercermin di bab Bodenga yang menunjukan keberanian melewati rintangan yang berat sekalipun tidak menyurutkan semangatnya asekolah.
-Sifatnya yang rela mengorbankan pendidikannya demi membiayai tuntutan ekonomi keluarganya dan menjadi tulang punggung keluarga setelah ayahnya meninggal.
Mahar
Watak : Pemberani dan yakin akan pendiriannya
Alasan : -Mahar yang pemberani terlihat dengan keberaniannya untuk pergi ke Pulau Lanun dimana dukun sakti Tuk Bayan Tula tinggal. Cerminan keberaniannya ini menantang dan ingin tahu apapun yang berbau gaib.
-Keyakinan yang tidak akan tergoyahkan oleh apapun. Itu dapat kita ketahui ketika dia telah memutuskan pergi ke Pulau Lanun walau tanpa persetujuan seluruh temannya.
Kucai
Watak : Berjiwa pemimpin, optimis, dan percaya diri
Alasan : -Jiwa kepemimpinan Kucai sudah dapat kita ketahui dengan keberanian untuk menjadi ketua kelas di kelasnya sejak pertama ia memasuki sekolah. Kucai yang sanggup menanggung beban sebagai pemimpin sejak usia dini.
-Kucai yang mengalami rabun jauh sejak kecil akibat kekurangan gizi parah ketika ia kecil tidak pernah menghalanginya untuk menggapai cita-citanya. Dengan kekurangannya itu dia tetap merasa optimis dan percaya diri.
Syahdan
Watak : Rajin
Alasan : -Dengan tuntutan ekonomi keluarganya yang berat tetap dia lalui dan tidak ada rasa ragu didirinya untuk membantu mengurangi beban orang tuanya. Diusia yang begitu muda dia sudah memiliki kerja sampingan sebagai tukang dempul perahu untuk membantu orang tuanya.
Trapani
Watak : Manja
Alasan : -Sifat Trapani yang manja terlihat sejak pertama kali ia masuk sekolah. Dia tak henti-hentinya memandangi ibunya dan dia tidak bisa ditinggal oleh ibunya sedetikpun. Ketika dia sudah kelas tigapun dia masih diantar jemput oleh ibunya. Sifat ini berlangsung hingga dia dewasa dan membuatnya gila atau disebut penyakit mother complex.
A Kiong
Watak : Baik hati
Alasan : -Hal ini tercerminkan ketika dia membantu Ikal bertemu dengan sepupunya, A ling yang disukai oleh Ikal. A Kiong juga tidak pernah memilih-milih teman, musuhnyapun hanya Sahara.
Samson(Borek)
Watak : Sok tahu
Alasan : -Borek ingin dipanggil dengan nama lainnya yaitu Samson karena menurutnya tubuhnya yang berotot mirip dengan Samson. Dia juga berharap menjadi pujaan kaum hawa. Dengan rasa sok tahunya itu dia merasa Ikal juga ingin memiliki tubuh seperti dia dan dia memaksa Ikal untuk memiliki tubuh seperti dia dengan cara kasar.
Harun
Watak : Kekanak-kanakan
Alasan : -Dengan kelainan mentalnya itu dia yang sudah berusia jauh lebih tua dari temannya masih bersifat layaknya seorang anak kecil. Dengan ceritanya setiap hari mengenai kucingnya yang beranak dan pertanyaan kapankah libur yang selalu ia tanyakan.
Sahara
Watak : Sabar dan patuh
Alasan : -Sahara yang dekat dengan Harun tidak pernah menertawakan Harun dengan ceritanya tentang kucingmya setiap hari. Ia begitu sabar menanggapi cerita harun.
-Ketika teman-temannya memutuskan pergi ke Pulau Lanun dia tidak mau mengikuti teman-temannya, karena Pak Harfan dan Bu Mus tidak pernah mengizinkan mereka untuk mempercayai hal-hal yang seperti itu. Sahara selalui mematuhi perkataan gurunya.
Flo
Watak : Keras kepala
Alasan : -Flo berwatak keras terlihat ketika keinginannya untuk sekolah di SD Muhammadiyah dan keinginannya ini tidak bias diganggu gugat dengan cara apapun ayahnya merayu. Ayah Flo menyuruh orang suruannya untuk merayu Flo untuk pindah ke sekolah lamanya tapi Flo tidak sedikitpun tergugah.
A Ling
Watak : Patuh
Alasan : -A Ling yang bekerja membantu ayahnya di Toko Sinar Harapan milik ayahnya rela bekerja mengambil barang-barang. Ini terlihat ketika dia mengambilkan kapur untu Ikal setiap harinya.
Tokoh Favorit
Tokoh Favorit : Lintang
Alasan : Karena Lintang merupakan anak yang berasal dari keluarga kurang mampu tetapi memiliki semangat yang luar biasa. Semangatnya ini juga memotivasikan teman-temannya. Anak pesisir ini begitu gigih untuk menuntut ilmu walau harus melalui rintangan yang berat setiap harinya untuk tiba di sekolah. Rintangan yang harus dilaluinya tidaklah mudah untuk dilalui oleh anak seusianya. Mengayuh sepeda tua yang berat sejauh 80 km demi mencapai sekolah dan harus melewati buaya ganas yang selalu menghadangnya. Lingkungan belajar yang tidak mendukungpun tidak menjadi halangan baginya. Belajar disela-sela waktu mengurus adiknya dan tanpa pencahayaan yang cukup.
Pesan dan Makna
Hal yang kecil dapat menghasilkan sesuatu yang besar. Anggota Laskar Pelangi yang berusaha menggapai cita-cita dari sekolah yang sudah tidak layak dapat berhasil menggapai cita-cita mereka. Dengan usaha yang keras keajaiban akan datang dengan sendirinya.
Orang yang berkedudukan tinggi janganlah sombong karena orang yang berada di atas tidak akan selalu di atas. Ayah Flo yang merupakan orang yang ternama di PN akan merasakan di bawah ketika PN bangkrut.
Janganlah memandang seseorang dari fisiknya. Lihatlah Harun yang mengalami cacat mental tapi memiliki hati yang begitu suci. Cacat mentalnya membuat dirinya tidak pernah merasa sombong tetapi begitu polos layaknya seorang anak kecil. Ketulusan hatinya terlihat dia mau berteman dengan siapapun.
Jika Aku Menjadi Lintang…
Hal-hal yang berat yang tidak sanggup dilalui oleh anak seusiaku mungkin harus aku lalui. Aku terlihat layaknya anak yang akan bersekolah tapi rintangan demi rintangan yang harus kulalui berbeda dengan teman-teman seusiaku. Demi dapat menuntut ilmu aku aku harus mengayuh kereta anginku sejauh 80 km setiap harinya. Begitu berat rasanya bagiku untuk melewati rintangan yang ini.
Mungkin jika aku menjadi Lintang, dipikiranku terlintas ide untuk berhenti bersekolah dan menjaga adikku di rumah atau aku ikut melaut dengan ayahku walaupun itu tidak menghasilkan upah yang cukup untuk keluargaku tapi setidaknya aku telah membantu ayahku dalam memenuhi kebutuhan keluarga.
Aku di kelas menjadi murid yang paling dibanggakan dan aku terkenal dengan kepintaranku. Hanya ada dua alasan bagiku untuk masih bersekolah, yaitu kebanggaan yang kurasakan di sekolah dan usahaku untuk meraih cita-cita yang selama ini kuimpikan. Jika seandainya ayahku tak datang pada hari pertama aku sekolah mungkin semangatku yang berkobar akan surut.
Jika aku ke sekolah hanya untuk menyanyikan lagu Padamu Negeri, menurutku lebih baik aku tidak usah sekolah saja pada hari itu karena itu hanya akan membuatku kehabisan energi. Aku akan begitu sedih dan kehilangan semangat ketika aku mengikuti cerdas cermat ayahku tidak dapat hadir tapi Lintang tidak ada rasa kesal sedikitpun dan dia tetap sabar. Sedangkan teman-temannya didampingi oleh ayahnya.
Ketika semangatku yang tinggi telah memotivasi teman-temanku dan aku semakin ingin meraih impianku selama ini tetapi aku harus berhenti sekolah karena ayahku telah meninggal dan aku harus mengubur impianku. Ingin rasanya aku tetap bersekolah tapi sayang aku harus menjadi tulang punggung keluarga diusia dini. Di lubuk hatiku aku akan merasa begitu menyesal selama ini aku bersekolah tetapi harus berujung seperti ini. Aku mungkin tidak bisa tabah seperti Lintang dan tidak menyesal telah bersekolah selama ini.
Lintang tokoh yang begitu kubanggakan, tidak dapat kubayangkan jika aku menjadinya. Akan begitu banyak kesalahan-kesalahan yang akan kulakukan, aku tidak sesabar dan sesemangat Lintang. Aku tidak dapat sabar dengan cobaan yang begitu berat, berbeda dengan Lintang yang begitu sabar menghadapi cobaan apapun yang ia peroleh.
Ini bisa saja terjadi jika aku menjadi Lintang. Sifatku berbeda dengannya. Kekuranganku lebih banyak darinya. Tapi aku akan berusaha mencontoh sifat tokoh yang kubanggakan ini.
Kamis, 04 Desember 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
5 komentar:
farissa!
isi blog lo tugas semua!
hahaha,,
Makasih atass pembuatan Blognya yang sangat membantu tugas saya !
makasih ya sangat membantu tugas saya :D
thanks ya
Thank's ya sangat membantu menyelesaikan tugas saya....
Posting Komentar